Sekitar tahun 140 M, Claude Ptolemeus (90-168 M) mengambil teori Hipparchus. Dia memaparkan dalam bukunya Almagest teori empiris pertama pergerakan Bulan. Ptolemeus menegaskan sambil mengoreksi sistem geosentris Aristoteles. Dia menganggap bahwa Bumi dikelilingi oleh serangkaian bola kristal - hingga 50 bola - di mana planet-planet dan Matahari berada. Lingkup luar berisi bintang-bintang tetap di belakangnya yang selalu merupakan api ilahi. Semua bidang ini bergerak secara seragam sesuai dengan metafisika Yunani. Namun, konsepsi ini tidak menjelaskan dengan tepat pergerakan planet tertentu yang terkadang menyimpang seperti Mars, yang mundur selama beberapa bulan sebelum melanjutkan perjalanan normalnya di antara bintang-bintang. Di sisi lain, karena tabel posisi bulan tidak sesuai dengan pengamatan seiring berjalannya waktu, Ptolemeus menemukan teori epicycles. Setiap planet menggambarkan orbit melingkar, epicycle, berpusat pada orbit utama, yang disebut deferent. Untuk menjelaskan var
Pandemi Virus Covid-19 telah menjadi biang masalah besar bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Organisasi Pendidikan, Keilmuwan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO menyebut hampir 300 juta siswa di seluruh dunia terganggu kegiatan sekolahnya dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan. Sistem pembelajaran terpaksa diubah menjadi belajar dirumah saja. Tanpa disadari semua itu berdampak buruk bagi sistem pembelajaran. Pemerintah pun sudah menegaskan bahwa dilarang melakukan aktivitas yang sifatnya berkerumunan banyak orang seperti halnya melakukan sekolah. Walaupun merepotkan, kebijakan ini diharapkan pemerintah bisa mengurangi mobilitas pelajar dan mahasiswa sehingga dapat menekan penyebaran corona. Dalam praktiknya, proses belajar mengajar di rumah, siswa dan guru ataupun mahasiswa dan dosen dibantu dengan aplikasi/website belajar online. Namun, sejumlah kesulitan ditemui para guru saat menjalankan metode belajar dari rumah. Dampak yang besar pula