Langsung ke konten utama

Claude Ptolemeus

Sekitar tahun 140 M, Claude Ptolemeus (90-168 M) mengambil teori Hipparchus. Dia memaparkan dalam bukunya Almagest teori empiris pertama pergerakan Bulan.
Ptolemeus menegaskan sambil mengoreksi sistem geosentris Aristoteles. Dia menganggap bahwa Bumi dikelilingi oleh serangkaian bola kristal - hingga 50 bola - di mana planet-planet dan Matahari berada. Lingkup luar berisi bintang-bintang tetap di belakangnya yang selalu merupakan api ilahi. Semua bidang ini bergerak secara seragam sesuai dengan metafisika Yunani.

Namun, konsepsi ini tidak menjelaskan dengan tepat pergerakan planet tertentu yang terkadang menyimpang seperti Mars, yang mundur selama beberapa bulan sebelum melanjutkan perjalanan normalnya di antara bintang-bintang. Di sisi lain, karena tabel posisi bulan tidak sesuai dengan pengamatan seiring berjalannya waktu, Ptolemeus menemukan teori epicycles. Setiap planet menggambarkan orbit melingkar, epicycle, berpusat pada orbit utama, yang disebut deferent. Untuk menjelaskan variasi terkecil dalam lintasan planet-planet, Ptolemeus lebih lanjut meningkatkan sistemnya dan membayangkan bahwa pusat-pusat deferen itu sendiri diimbangi dari pusat Bumi, mengikuti jalur melingkar yang disebut eksentrik.

Namun secara filosofis, gagasan Ptolemeus menodai kecerahan Matahari. Semua Abad Pertengahan adalah konservatif, Manusia adalah pusat perhatian sementara Gereja melihat malaikat di mana-mana - beberapa bahkan mendorong planet - cara untuk melawan mekanisme dan geometri Yunani.

Kita sedang mengalami periode kelesuan di mana ide-ide baru dilawan oleh dogma dan prasangka agama. Hal-hal tetap beku selama hampir seribu tahun karena pendeta menolak irasionalitas matematikawan. Alam tidak bisa dijinakkan. Sikap ini bertentangan dengan esensi ilahi, yang semuanya teratur dan estetis, Alkitab mendukung. Pendeta juga merujuk pada konsepsi kuno Plato dan Aristoteles, yang kejeniusannya sangat tercerahkan berwibawa selama beberapa abad.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Transmisi Synchronous dan Transmisi Asynchronous

Transmisi suatu aliran bit dari satu perangkat ke perangkat yang lain sepanjang jalur transmisi melibatkan kerja sama dan kesesuaian antara kedua perangkat. Salahsatu persyaratan terpenting untuk itu adalah sikronisasi. Receiver harus mengetahui berapa rate pada posisi dimana bit tersebut yang diterima sehingga dapat memeriksa jalur pada interval reguler untuk menentukan nilai setiap bit yang diterima. Ada dua teknik yang paling umum digunakan untuk tujuan ini yaitu Synchronous dan Asynchronous. Transimisi Synchronous Merupakan suatu pengiriman data yang dikirim dengan kecepatan tinggi dan data yang dikirim pada block, dimana setiap block data akan dicek ulang oleh Block Check Character (BCC) . Transmisi ini digunakan untuk transmisi data dengan kecepatan yang tinggi. Data yang dikirimkan berupa satu blok data . Sinkroniasi terjadi dengan cara mengirimkan pola data tertentu antara pengirim dan penerima. Panjang blok tersebut bisa terdiri dari bit-bit yang begitu banyak. Un

Multiplexing dan Teknik-Tekniknya

Multiplexing adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk ke sebuah proses di mana beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital digabungkan menjadi satu sinyal. Tujuannya adalah untuk berbagi sumber daya yang mahal dan  menghemat pemakaian jumlah fisik suatu perantara informasi. Teknik-Teknik Multiplexing Teknik Multiplexing yang umum digunakan adalah : a. Time Division Multiplexing (TDM) Adalah dengan cara menggunakan satu saluran secara bergantian, tiap pelanggan di beri jatah waktu(time slot) tertentu sedemikian rupa sehingga semua informasi dapat dikirim melalui satu saluran secara bersama sama. Pergantian Time slot adalah sebesar 125 microsecond. Digunakan ketika data rate dari medium melampaui data rate dari sinyal digital yang ditransmisi. Sinyal digital yang banyak (atau sinyal analog yang membawa data digital) melewati transmisi tunggal dengan cara pembagian porsi yang dapat berupa level bit atau dalam blok –blok byte atau yang lebih besar dari tiap sin

Definisi Sistem Politik menurut Gabriel Almond dan David Easton

Jika kita mencari definisi sistem politik, maka akan didapati beberapa literatur yang berbeda beda dalam menjelaskan apa itu sistem politik. Hal ini dikarenakan para ahli memiliki pandangan dan pendapatnya masing masing. GABRIEL ALMOND Menurut Almond, sistem politik adalah merupakan sistem interaksi yang terjadi dalam masyarakat yang merdeka. Sistem itu menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi. Almond menggunakan pendekatan perbandingan dalam menganalisa jenis sistem politik, yang mana harus melalui tiga tahap, yaitu:  Tahap mencari informasi tentang subjek. Ahli ilmu politik memiliki perhatian yang fokus kepada sistem politik secara keseluruhan, termasuk bagian-bagian (unit-unit), seperti badan legislatif, birokrasi, partai, dan lembaga-lembaga politik lain.  Memilah-milah informasi yang didapat pada tahap satu berdasarkan klasifikasi tertentu. Dengan begitu dapat diketahui perbedaan suatu sistem politik yang satu dengan sistem politik yang lain.  Dengan menganalisa hasil p