Dalam dunia ini tidak ada manusia yang terlahir dengan memiliki kesempurnaan, hanya Tuhanlah yang Maha Sempurna. Manusia merupakan tempat salah dan lupa, sebaik apa pun manusia di dalam kehidupannya tetap saja ia pasti pernah melakukan kesalahan. Introspeksi diri dibutuhkan agar seseorang bisa mengetahui apa kesalahan dan bisa bercermin pada diri sendiri lalu akhirnya mengambil pelajaran dari kesalahan tersebut.
Introspeksi diri sama seperti halnya kita sedang bercermin ke diri kita sendiri untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pribadi, agar dapat mengembangkan diri dan menjadi lebih baik lagi. Introspeksi diri sangatlah diperlukan karena biasanya apa yang terjadi di dunia nyata tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dan jika pun kita telah mengalami suatu hal, hal yang sama kadang tidak terulang untuk kedua kalinya. Tetapi kita bisa menggunakan pengalaman itu untuk menjadi bahan pelajaran kita untuk menghadapi kehidupan sehari-hari. Jadi jika kita bertemu dengan situasi yang pernah kita alami sebelumnya, kita bisa menggunakan apa yang kita dapat dari situasi sebelumnya untuk bahan beradaptasi dengan situasi sekarang.
Pengalaman saya yang berhubungan dengan cara saya mengintrospeksi diri banyak saya dapatkan dengan membandingkan cara hidup orang yang saya kagumi dengan cara hidup saya. Bagaimana mereka bisa menjadi mereka yang sekarang, pola pikir mereka, hingga apa yang mendorong mereka bisa menjadi orang yang lebih baik daripada saya.
Sebagai contoh, ketika saya masih kecil ada beberapa teman saya yang hidup dengan latar ekonomi yang berkekurangan. Tetapi mereka sangat bersemangat untuk belajar dan kebanyakan dari mereka bisa hidup dengan mandiri tanpa perlu diurusi oleh orang tua mereka. Setelah saya mencoba memahami beberapa orang teman saya ini, saya mendapatkan bahwa kebanyakan dari orang tua mereka tidak memiliki waktu banyak untuk Bersama dengan anaknya. Jika dibanding dengan saya, mereka jauh lebih sedikit memiliki waktu Bersama dengan orang tuanya masing-masing. Hal ini karena kebanyakan orang tua mereka bekerja dari pagi hingga malam dan bahkan ada yang orang tuanya tidak pulang ke rumahnya untuk bekerja.
Hal ini membuat saya berpikir kalau faktor-faktor inilah yang membuat mereka menjadi mereka yang mandiri dan tekun. Latar ekonomi mendorong mereka untuk menjadi orang yang lebih baik agar bisa mengubah kondisi hidup mereka. Jarangnya interaksi sosial bersama orang tua membuat mereka harus bisa mengurus diri sendiri karena hidup tidak akan menunggu orang tua mereka pulang melainkan hidup akan berjalan terus.
Setelah mengetahui hal-hal ini dari teman-teman saya, saya mulai membandingkan kehidupan yang mereka alami dengan kehidupan yang saya alami. Hasilnya kehidupan mereka jauh lebih susah dari saya dan itu juga yang membuat mereka menjadi orang yang lebih baik dari saya. Kesimpulan yang saya dapatkan ini saya pakai untuk bahan saya bercermin pada diri sendiri. Kenapa saya yang hidupnya lebih diberi fasilitas dan lebih terurus orang tua malah lebih buruk dari mereka? Kenapa kehidupan yang lebih baik menghasilkan orang yang kualitasnya lebih rendah dari pada mereka yang hidup serba berkekurangan?
A smooth sea never made a skilled sailor
Pengalaman saya ini mengingatkan saya dengan quote dari Franklin D. Roosevelt, seorang Presiden ke-32 Amerika Serikat, yang berisi “Laut yang tenang tidak akan pernah menjadikan seorang pelaut yang mahir”. Mungkin contoh nyata dari quote ini adalah teman-teman saya yang hidup lebih susah daripada saya. Kebiasaan hidup saya yang terlalu dimanja membuat saya menjadi orang yang lemah. Oleh karena itu saya bisa belajar untuk memperbaiki itu dikarenakan saya telah menemukan kelemahan saya.
Pengalaman ini juga membuat saya sadar akan kekurangan diri yang dimiliki. Dengan melakukan introspeksi diri kita akan menyadari bahwasanya kita adalah makhluk yang lemah, banyak memiliki kelemahan, dan sering sekali melakukan kesalahan juga dapat menyadari kesalahan yang telah dibuat.
Hal ini sama persis dengan salah satu dari banyak manfaat utama introspeksi diri, yaitu mendorong diri untuk memperbaiki kesalahan. Melalui introspeksi diri mampu membuat kita sadar akan lemahnya diri kita, sehingga ini akan membuat kita untuk tertuntut memperbaiki setiap kesalahan yang telah kita lakukan.
Pengalaman saya yang berikutnya adalah ketika saya masih SMA. Saya dan teman sekelompok saya diberi tugas untuk memainkan alat musik dan menyanyikan satu lagu untuk nantinya dipakai sebagai instrumen pendukung dalam pentas drama sekolah. Saya merasa tugas ini adalah tugas yang mudah dikarenakan saya sudah berpengalaman dalam dunia olah suara. Oleh karena itu saya dan teman saya memutuskan untuk tidak latihan dan hanya menunggu waktu pengujian datang. Pada saat hari dimana pengujian dilakukan, kelompok kami tampil dengan saat tidak terorganisir dan berujung kelompok kita mendapat nilai yang rendah.
Cara saya mengambil pelajaran dari pengalaman ini dan menjadikannya bahan untuk mengintrospeksi diri adalah dengan terlebih dahulu mencari kesalahan yang saya dan teman saya perbuat. Pertama, saya dan teman saya tidak bertanggung jawab atas tugas yang diberikan guru kepada kelompok kami. Lalu kedua, saya jadi kurang bijaksana dikarenakan terlalu percaya diri dalam mengerjakan tugas ini. Padahal tugas ini belum tentu sama dengan yang pernah saya alami sebelumnya
Dari pengalaman ini saya dapat mendapatkan pelajaran untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab. Introspeksi diri merupakan renungan dari hati kita atas kesalahan yang telah kita buat atau kekurangan yang kita miliki, oleh karena itu ketika kita mengintrospeksi diri sendiri dan kemudian melakukan sesuatu untuk memperbaiki kesalahan yang telah kita buat.
Saya juga harus bisa bersikap lebih bijaksana pada diri sendiri dan juga orang lain. Seperti yang telah disebutkan di atas dengan mengintrospeksi diri, kita akan melihat kesalahan kita sendiri sebelum menyalahkan orang lain karena itulah termasuk sikap yang bijaksana yang dimiliki oleh orang yang sering mengintrospeksi dirinya.
Dari pengalaman-pengalaman saya dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam hidup, saya banyak melakukan kesalahan. Dan dari kesalahan ini juga banyak hikmah-hikmah yang bisa diambil untuk dijadikan pelajaran untuk mengintrospeksi diri. Cara pertama untuk memperbaiki kelemahan adalah dengan awalnya menemukan kelemahan yang ingin diperbaiki. Kelemahan bisa dalam bentuk kesalahan masa lampau, sudut pandang kita terhadap lingkungan dan orang lain, dan juga pola kita berpikir menanggapi suatu kejadian dalam hidup. Jika kita telah menemukan kelemahan tersebut, kita dapat mulai memperbaikinya secara perlahan. Karena mengubah cara hidup secara instan malah akan menimbulkan stress pada diri sendiri. Lalu lama kelamaan kita dapat berubah menjadi orang yang lebih baik lagi dan belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Komentar
Posting Komentar