Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Solusi Kesenjangan Digital

Langkah yang terbaik untuk mengurangi kesejangan digital adalah menyiapkan masyarakat untuk bisa menangani, menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi yang tersedia. Penyiapan kondisi psikologis bagi masyarakat untuk menserima, menilai, memutuskan dan memilih informasi bagi diri mereka sendiri akan lebih efektif dan mendewasakan masyarakat untuk bisa mengelola informasi dengan baik. Dengan kemajuan teknologi informasi seseorang atau masyarakat akan mendapat kemudahan akses untuk menggunakan dan memperoleh informasi. Misalnya dengan mengadakan penyuluhan kesekolah-sekolah tentang penggunaan Internet. Pembangunan fasilitas telekomunikasi antara kota dan desa, sehingga setiap masyarakat yang ingin mengakses informasi dapat tercapai dengan tersedianya fasilitas telekomunikasi yang memadai. Wartel dan Warnet memainkan peranan penting dalam mengurangi digital divide. Warung Telekomunikasi dan Warung Internet ini secara berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan in

Kesenjangan Digital

Digital divide mempunyai arti sebagai kesenjangan (gap) antara individu, rumah tangga, bisnis, (atau kelompok masyarakat) dan area geografis pada tingkat sosial ekonomi yang berbeda dalam hal kesempatan atas akses teknologi informasi dan komunikasi atau TIK (information and communication technologies/ ICT) atau telematika dan penggunaan internet untuk beragam aktivitas. Jadi, digital divide atau “kesenjangan digital” sebenarnya mencerminkan beragam kesenjangan dalam pemanfaatan telematika dan akibat perbedaan pemanfaatannya dalam suatu negara dan/atau antar Negara. Hal ini tentu perlu ditanggapi sedini mungkin dengan penuh kesungguhan, sebelum jarak kesenjangan tersebut semakin melebar. Upaya antisipasi atas perkembangan ataupun perubahan di masa datang juga perlu dikembangkan, mengingat kecepatan dan kompleksitas perubahan yang cenderung meningkat, serta perkembangan telematika yang sering dinilai penuh kejutan yang masih sulit diperkirakan. Penyebab terjadinya kesenjangan di

Ruang Publik Digital dalam Kehidupan Perkotaan

Teknologi merupakan suatu perubahan budaya dikalangan masyarakat yang bisa dibilang cukup pesat. Contohnya saja, dahulu ketika ingin berkomunikasi harus menggunakan surat sebagai penyampai pesan, namun sekarang hanya dengan SMS ataupun aplikasi pesan kita dengan mudah bisa mengirim pesan. Hal ini tentu menjadi pilihan utama bagi masyarakat milenial, dengan adanya teknologi ini bisa mempermudah interaksi antara orang yang satu dan yang lain. Kebanyakan ruang publik digital ini terdapat pada perkotaan, dimana segala hal sudah dalam bentuk instan dan termutakhirkan jadi orang tidak perlu lagi memberikan effort yang lebih kepada fasilitas-fasilitas yang telah tersedia. Dampak negatif dari hal ini menyebabkan menurunnya rasa untuk berinteraksi dengan sesama secara fisik dan lama kelamaan akan menghilangkan Aspek Sosial dalam hidup kita seperti yang sudah terjadi dan sudah kita bisa liat dalam kehidupan sehari - hari.  Ruang Lingkup Digital ini banyak menarik warga pedesaan (rural commun

Publik Tradisional

Publik Tradisional adalah sekumpulan orang atau golongan yang saling berhubungan dekat dengan menjunjung tinggi nilai adat istiadat atau cara pandang terdahulu yang dipegang teguh dari para leluhur. Orang-orang ini biasanya lebih mengutamakan kebersamaan antar sesama, salah satunya sikap gotong royong sangat melekat dengan kebudayaan Indonesia. Namun, sikap gotong royong tersebut telah tergerus oleh jaman, apalagi semenjak adanya teknologi yang semakin pesat membuat orang-orang lebih memiih hidup individualis juga konsumtif.  Dominannya publik tradisional ada dalam masyarakat pedesaan. Karena aspek yang menjadi pembeda dari publik tradisional dan digital adalah Rasa akan kesadaran sosial. Sama seperti Masyarakat pedesaan dan perkotaan. Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan dalam Kelompok Sosial. Magnet kehidupan di perkotaan masih tinggi yang pada akhirnya menyebabkan bertambahnya penduduk di kota yang berasal dari desa. Daerah yang termasuk pusat pemerintahan atau ibu kota, sep

Demokrasi Digital

Demokrasi digital adalah istilah baru dalam menjelaskan persilangan relasi antara penggunaan media sosial, pemenuhan representasi dan artikulasi kepentingan, serta penguatan kelas menengah. Ketiganya merupakan faktor penting dalam menjelaskan konstelasi sosial-politik yang berkembang di Indonesia hari ini dengan memunculkan media sosial sebagai pilar demokrasi kelima setelah pers. Berkat teknologi digital, hari ini kita bisa bank, membaca berita, belajar seadanya, dan mengobrol dengan teman-teman di seluruh dunia - semuanya tanpa meninggalkan kenyamanan rumah kita. Namun satu area yang tampaknya tidak tahan terhadap manfaat ini adalah model pemerintahan demokratis kita, yang sebagian besar tidak berubah sejak ditemukan pada abad ke-20. Eksperimen baru menunjukkan bagaimana teknologi digital dapat memainkan peran penting dalam melibatkan kelompok orang baru, memberdayakan warga dan menempa hubungan baru antara kota dan penduduk lokal, dan anggota parlemen dan warga negara.