Narasi mengenai keadilan Indonesia pada saat ini:
Pada saat
ini, keadaan keadilan di Indonesia menurut saya sama saja seperti dulu, yaitu
lemah. Yang saya maksud lemah dikarenakan keadilan indonesia saat ini sudah
teracuni oleh politik dan uang.
Seperti pada
kasus nenek yang mencuri coklat yang terancam dipenjara. Padahal dirinya
sekalipun harus sampai menjual perabotan rumah hanya demi mendapat uang ongkos
pergi ke tempat persidangan. Sangat berbeda dengan pada saat pejabat melakukan
korupsi. Hanya dengan memberikan uang mereka langsung bebas dari jeratan
penjara. Jikapun dipenjara, mereka mendapatkan fasilitas penjara bagaikan hotel
dan bebas keluar masuk penjara.
Hal yang hampir
sama terjadi pada akhir – akhir ini. Dikarenakan unsur politik berbau agama
orang bisa dijebloskan ke penjara. Dengan cara menghasut orang agar mereka
mendukung dirinya orang pun bisa lolos dari penjara. Hal ini mejelaskan betapa
rusaknya keadilan di Indonesia saat ini.
Pada saat
ini banyak isu politik mengenai masalah rasial (berhubungan dengan ras). Pada
akhir – akhir ini banyak terjadi penolakan dari mereka yang menyebut dirinya
sendiri golongan “pribumi” terhadap ras lain yang mereka anggap tidak berhak
bertempat tinggal di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan hasutan –hasutan petinggi
mereka yang hanya mementingkan uang dan politik serta jabatan saja.
Cita – Cita:
Cita – cita saya
adalah menjadi game developer. Dan dari banyak informasi yang telah saya baca,
untuk menggapai cita – cita saya, saya harus belajar dalam bahasa pemrograman
dan mengerti juga mengenai algoritma. Oleh karena itu saya masuk jurusan teknik
informatika. Saya juga banyak membaca artikel mengenai game dan cara membuatnya.
Selain hal – hal tersebut, kita harus
melihat interest/minat orang pada game jenis apa, supaya game yang didevelop
dapat laku di pasaran.
Pandangan Hidup:
Pandangan
Hidup saya simpel – simpel saja. Yang penting tidak boleh menyusahkan orang,
sebisa bisanya lakukan segala hal sendiri dan agar tidak perlu mengemis meminta tolong.
Komentar
Posting Komentar